Advertisement
Remmy Novaris DM
"Yang bukan sastrawan tidak boleh ambil bagian"Mungkin apa yang dikatakan Chairil Anwar itu sudah tidak berlaku lagi pada saat ini. Yang berlaku adalah, "sastrawan tidak boleh ambil bagian".
Lalu siapa yang ambil bagian?
Yang boleh ambil bagian adalah para karyawan di bidang kebudayaan dan lembaga-lembaga sastra. Mereka pulalah yang menentukan siapa yang sastrawan dan bukan sastrawan. Baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain. Sastrawan bukan hal yang penting lagi.
Kalau pun penting, maka akan ditinjau lebih dahulu, apakah sastrawan itu mempunyai pengaruh dan wibawa atau tidak. Jika mempunyai pengaruh yang kuat, dalam sebuah penyelenggaraan, maka sastrawan itu disertakan, tetapi hanya sebagai simbul semata untuk menguatkan wibawa forum. Paling tidak, apakah sastrawan itu masih rajin beredar atau tidak.
Fenomena ini tampaknya akan semakin menguat, bahkan bukan tidak mungkin, tak perlu lagi ada seorang sastrawan yang mumpuni untuk hadir di dalam sebuah forum. Cukup karyawan-karyawan lembaga-lembaga itu sendiri sebagai sastrawannya.
Para sastrawan yang sastrawan itu sendiri pun tidak terlalu perduli dengan fenomena ini. Terutama dengan adanya sebuah pendapat, bahwa siapa pun berhak menjadi seorang sastrawan. Tidak ada seorang pun yang berhak menentukan kesastrawanan seseorang, sekalipun seorang sastrawan.
Apakah kemudian kelak akan ada karya-karya yang lahir atau tidak, itu persoalan lain. Sebab itu pun belum menjadi jaminan lahirnya seorang sastrawan. Untuk itu tidak adalagi ungkapan romantik para sastrawan, jika dahulu mereka berjuang berdarah-darah untuk menjadi seorang sastrawan. Itu menjadi ungkapan yang klise!
Salam.
Saya hanya suka menulis, bukan sastrawan
Punya tulisan yang ingin dipublikasikan gratis di situs ini, KIRIM KESINI