Advertisement
1.
Kebimbangan Hati
Berawal dari Terlahirlah sebuah perasaan
Biar hampa akhirnya berhujud nyata
Semakin dalam mengerti semakin menyakitkan
Kadang aku ingin berteriak seperti anjing yang tengah menggongong
Dirimba malam, memecah heningnya rimba, meruntuhkan keberanian sang raja rimba.
Aku kembali bertanya, perasaan ini
benar atau salah
Jika benar kenapa ada rasa sakit, jika salah kenapa tak mampu meninggalkanya
Diamku kali ini,
Bukan untuk mengalah atau menang, tapi diamku ini adalah kebimbangan.
Ingin mengadu, seperti malaikat dikayangan
Ingin menangis, seperti rintih hujan
Ingin berteriak sekuat halilintar
2.
Arti Seorang Ayah
Sejak lahir aku ditempa akan rasa mandiri
Ayah, yang sederhana, menempa aku menjadi seorang yang memiliki kepribadian, seorang remaja tangguh
Saat ini, aku terpendam dalam lumpur kehidupan
Aku sadar, jika ilmu dan penempahan diri itu, membuat aku mampu melewati kerasnya kehidupan
Ayah, aku sayang
Ayah, aku berdosa
Ayah, suatu saat aku akan membuatmu bahagia
3.
Diantara Kemunafikan Diri dan Pencarian Arti Kehidupan
Saat ini, aku menjadi batu
Keras dan terpendam
Aku hadir diantara 3 persimpangan gelap
Terperosok dalam lembah hitam
Persimpangan rasa dan pencarian jati diri terus aku lakukan
Aku ingin berlari
Aku ingin, berteriak
Aku ingin ingin menjadi diriku sendiri
Rasa tegar, terkadang membuat aku sadar akan kasih dan sayang sang Ilahi
Namun, nafsu dunia membuat aku lengah dan jengah
Jamah aku ya baginda rasul
Peluk aku, ya Ilahi
Aku, Lelah....
4.
Langkahku
Biarlah Air berteriak
Awan menyapu langit
Hujan menghamtam bumi
Namun rasa itu selalu ada
Takut untuk mencintai
Selalu mengantui
Melangkah tak melangkah itu kata yang selalu terbayang
Aku rindu, lembutnya harapan
Aku rindu, lagu bunga - bunga taman surga
Curup, 17 Januari 2015
Penulis : Didi Sunarya Cahya Dinata
Ingin berkenalan dengan penulis, KLIK
DISINI