Advertisement
2. Drama Absurd
Secara umum, drama absurd sering diartikan sebagai drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan dan tematik. Absurditas ini dialami melalui emosi dan intelektualita. Sensasi absurd biasanya sebuah perasaan yang berasal dari fikiran dan perbuatan. Perasaan yang dalam selalu tidak dapat diungkapkan, namun bisa menggambarkan ceria dan juga murung. Ada alam semesta cemburu, ambisi, serakah, pemurah yang dianggap sebagai metafisik atau sikap jiwa. Secara penampakan, terlihat samar, tetapi jelas.
Berikut gambaran singkat tentang drama absurd (dari berbagai sumber) :
1. Sensasinya ini tidak terlihat. Seseorang dapat diserbu oleh feeling mengenai absurditas di pojok jalanan, dsb.
2. Isinya: Individu melihat dan merasakan secara pribadi akan kehidupan rutin dan mekanis. Kebosanan, kepayahan disadari betul. Ada segi-segi inhuman di dalam diri manusia. Pada mulanya kehidupan rutin itu anak tetapi pada suatu saat feeling mengenai absurditas itu muncul membawa kecemasan: beginilah aku, bertahun-tahun di negeri rutin dan mekanis!
3. Visi mengenai waktu. Waktu menunjukkan ajal. Karena itu merupakan musuh. Namun manusia adalah milik waktu. Pemberontakan terhadap waktu adalah absurd.
4. Alam. Kontak dengan alam menunjukkan bahwa alam itu lebat dan asing. Di jantung segala keindahan terletak suatu yang inhuman. Kelebatan dan keanehan alam adalah absurd.
5. Manusia lain. Manusia pun menyimpan secara rahasia segi-segi inhuman.
6. Visi mengenai ajal. Tidak ada kontak dengan ajal- karena kita belum pernah mengalaminya, namun semua orang akan menemui ajal serta perasaan mengenainya.Semua orang hidup seolah-olah tidak mengetahui akan adanya ajal.
Drama absurd, sering juga disebut sebagai drama yang tidak mau menyadari akan adanya dunia, menyangkal dunia dan bersitegang bahwa hanyalah sang subjek sajalah dengan segala kontradiksi dan kemustahilannya yang diafirmasikan. Tentulah hal yang demikian ini merupakan afirmasi diri yang negatif yang pada gilirannya merupakan negasi diri.Beckett, sebagai salah satu penggiat absurditas, adalah seorang Master of Solipsism. Dalam karya-karyanya ia melakukan bunuh diri secara metafisik. Beckett dan kawan-kawannya, memang telah menghayati sedalam-dalamnya kontradiksi dan kemustahilan itu -- absurditas itu -- tetapi reaksi mereka terhadap kenyataan kemanusiaan yang hakiki itu serupa dengan kaum dandy, kaum dada, kaum ideolog dan para mistikus serta penganut kebatinan segala.