Advertisement
Silat Rejang |
Cerbung canda ala Bengkulu
Oleh : Ardi Salman*
Episode II : Datuk Nizar
Murka
Kita tinggalkan dulu Pendekar Pendek yang sedang menuju ke suatu daerah. Sekarang kita lihat Perguruan Batu Melayang,yang terletak di daerah Rimbo Bujang, Desa Lubuk Tajangkang. Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa Perguruan ini dipimpin oleh seorang Pendekar ternama yang bernama Datuk Nizar, alias Pendekar Batako. Perguruan Silat yang sangat disegani di dunia Persilatan, karena terkenal dengan senjata ampuhnya yaitu BATU.
Di sudut halaman depan seorang tinggi jangkung nampak sedang mondar – mandir sambil sesekali melihat ke ujung jalan. Dari gayanya nampaknya ia sedang menunggu seseorang. Sementara di halaman tengah nampak orang-orang lagi berlatih silat. Ternyata Dt Nizar memang banyak memiliki murid. Muridnya pun bukan hanya dari desa Lubuk Tajangkang saja,.Ada juga yang dari Pasar De, Pasar Bang Mego dan Palak Siring.
"Hup-hup...Hiyaaa!!!"
"Hup-hup...Hiyaaa!!!'
Terdengar suara serentak dari semua murid Perguruan Batu Melayang. Jurus “Mencengkram Batu" teriak seseorang yang berdiri paling depan. Nampaknya ia adalah Ajudan Pelatih dari Dt Nizar. Ia dipercayakan untuk melatih seluruh Murid-murid, karena ia adalah Murid tertua dari Perguruan tersebut.
Dari wajahpun sudah nampak agak ketuaan, padahal sebenarnya dia masih muda. Ini disebabkan oleh Uban yang banyak tumbuh di kepalanya. Dia Bernama Datuk Lekman, bergelar "Pendekar Batu Giling".
Batu Giling adalah senjata andalan Datuk Lekman, senjata yang mampu meruntuhkan sebuah WC Umum dalam 3 kali hantaman saja! Batu tersebut berwarna hitam, gelap dan sudah berlumut,menandakan batu ini sudah tua.
Tiba-tiba terdengar suara
Menggelegar dari Dt Nizar.
"Woooii...! Berhentii !!!".
Tak ayal lagi semua yang latihan langsung berhenti mendengar teriakan Dt. Nizar. Mereka kaget, terperanjat dan takut.
"Ambo nak betanyo kek kamu orang, siapo yang tau ngapo Datuk Suwis lamo nian balik dari Desa Talang Benih?"
"Woooii...! Berhentii !!!".
Tak ayal lagi semua yang latihan langsung berhenti mendengar teriakan Dt. Nizar. Mereka kaget, terperanjat dan takut.
"Ambo nak betanyo kek kamu orang, siapo yang tau ngapo Datuk Suwis lamo nian balik dari Desa Talang Benih?"
(Aku mau bertanya sama kalian semua, siapa
yang tahu kenapa Datuk Suwis lama sekali pulang dari Desa Talang Benih?)
"Padohal nyo berangkek dari malam tadi, jam 8 kurang, kini lah nak siang pulo, tapii belum juo nampak mulut kek jongosnyo!!"
"Padohal nyo berangkek dari malam tadi, jam 8 kurang, kini lah nak siang pulo, tapii belum juo nampak mulut kek jongosnyo!!"
(Padahal, dia berangkat dari malam tadi,
pukul 8 kurang, kini sudah hampir siang, tapi belum juga nampak batang
hidungnya!)
Datu Nizar mendekat ke barisan dan berdiri di depan murid di barisan paling kanan.
Datu Nizar mendekat ke barisan dan berdiri di depan murid di barisan paling kanan.
"Kau Japang,tau dak kemano Suwis?"
(Kau Japang, tahu tidak kemana Suwis?
(Kau Japang, tahu tidak kemana Suwis?
"Idak tau ambo Oom,Ambo malam tadi cepek
tidur. Bini Ambo nangis mintak
dikawankan."
dikawankan."
(Tidak tahu saya,Oom. Saya malam tadi cepat
tidur. Istri saya menangis minta ditemani)
"Palak kau Om-om, kan lah ambo kecek, jangan panggil ambo Oom,panggil Suhu!!" (Kepalamu om-om, saya sudah bilang jangan panggil saya oom, panggil saya Suhu)
"Palak kau Om-om, kan lah ambo kecek, jangan panggil ambo Oom,panggil Suhu!!" (Kepalamu om-om, saya sudah bilang jangan panggil saya oom, panggil saya Suhu)
Balas Dt Nizar Geram.
"Oh Iyo iyo,Oom Suhu maaf ambo lupo," (Oh,iya oom Suhu, maaf saya lupa) Jawab Japang sambil menunduk.
"Oom jugo lagi..aii kau ko, ambo benek kan kau di Lubuk ko kelak". (Oom juga lagi, ah kamu ini, aku tenggelamkan kau di Lubuk (bagian yg dalam di sungai laut, danau, dsb) ini kau nanti)
"Oh Iyo iyo,Oom Suhu maaf ambo lupo," (Oh,iya oom Suhu, maaf saya lupa) Jawab Japang sambil menunduk.
"Oom jugo lagi..aii kau ko, ambo benek kan kau di Lubuk ko kelak". (Oom juga lagi, ah kamu ini, aku tenggelamkan kau di Lubuk (bagian yg dalam di sungai laut, danau, dsb) ini kau nanti)
Kata Dt Nizar sambil
memegang tangan Japang,ingin menyeret dia ke dalam Lubuk.
Japang diseret,dipaksa dan dibawa ke Lubuk, Japang tak kuasa melawan, karena Datuk Nizar tenaganya kuat sekali, sekuat tenaga Sapi. Japang pasrah,..
Namun bersamaan dengan itu tiba-tiba sesosok bayangan Hitam muncul dari balik pohon kelapa. Tubuhnya Pendek dan tegap,dia mengenakan pakaian hitam dan wajah ditutup kain sarung. Ia membawa sebuah buntalan dari karung.
"Panjang jugo umur kau Wis, untuung nian kau cepek datang, kalau idak..kasian
nengok Japang."
Japang diseret,dipaksa dan dibawa ke Lubuk, Japang tak kuasa melawan, karena Datuk Nizar tenaganya kuat sekali, sekuat tenaga Sapi. Japang pasrah,..
Namun bersamaan dengan itu tiba-tiba sesosok bayangan Hitam muncul dari balik pohon kelapa. Tubuhnya Pendek dan tegap,dia mengenakan pakaian hitam dan wajah ditutup kain sarung. Ia membawa sebuah buntalan dari karung.
"Panjang jugo umur kau Wis, untuung nian kau cepek datang, kalau idak..kasian
nengok Japang."
(Panjang umur kau Wis,
untung kau cepat datang, kalau tidak, kasihan lihat Japang)
"Cepeklah ngadok Suhu situ,Suhu lah lamo nunggu-nunggu kau.”
"Cepeklah ngadok Suhu situ,Suhu lah lamo nunggu-nunggu kau.”
(Cepatlah menghadap Suhu sana,
Suhu sudah lama menunggumu)
Kata Dt Lekman.
Suwis pun beregas menghampiri Dt Nizar. Dt Nizar pun melepaskan Japang yang sudah pucat pasi.
"Kampret kau Wis, ngapoo lamoo niaan seh?" Ado dak dapek barang tu?"
Suwis pun beregas menghampiri Dt Nizar. Dt Nizar pun melepaskan Japang yang sudah pucat pasi.
"Kampret kau Wis, ngapoo lamoo niaan seh?" Ado dak dapek barang tu?"
(Kampret kau Wis, kenapa
lama sekali? Ada barang itu?)
Kata Dt Nizar
sambil menadahkan telapak tangannya.
"Ado Suhu, iko na dalam karung, tengoklah"
"Ado Suhu, iko na dalam karung, tengoklah"
(Ada Suhu, ini didalam
karung, lihatlah)
Jawab Suwis sambil
melemparkan buntalan karung ke arah Dt Nizar. Datuk Nizar kaget
dilempari karung, sehingga dengan spontan dia mengelak. Sialnya, karung tadi
melayang tepat ke arah si Japang.
Tak ayal lagi karung, yang beratnya lumayan itu menimpa wajah Japang. Akibatnya, Japang pun hilang keseimbangan, oleng lalu jatuh terjebur ke dalam Lubuk
Tak ayal lagi karung, yang beratnya lumayan itu menimpa wajah Japang. Akibatnya, Japang pun hilang keseimbangan, oleng lalu jatuh terjebur ke dalam Lubuk
Benar-benar sial nasib si
Japang.
(Bersambung)
*
Penulis bernama Ardi Salman, Asal Kota Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Dikenal sebagai orang yang suka bercanda, namun kadang serius bak politikus.
Ingin berkenalan dengan penulis cerita ini lewat Facebook, Disini : Ardi Salman
Ingin mengirim tulisan, disini : KIRIM TULISAN