Advertisement
Oleh : Ida Kholifatur Rohmah
(fuadiyah.anis@yahoo.co.id)
Nasionalisme,Patriotisme,Religius begitu lekat pada
jiwanya,seakan berakar kuat bak pohon yang tlah bercakar satu abad lamanya.Nama
beliau adalah K.H.HASYIM ASY’ARI,lahir 10 April 1875 di Desa Gedang,Kecamatan
Diwek,Kabupaten Jombang,Jawa Timur.Beliau juga di juluki “Hadratus Syeikh” yang
berati maha guru,yang memeang terbukti menjadi guru bagi santrinya,dan semua
orang yang secara langsung maupun tidak langsung mengerti akan kearifan
beliau.Beliau adalah sosok yang tak kenal lelah dalam mencari ilmu,mulai dari
mengaji dengan kakeknya,menjelajah pesantren-pesaantren lokal,hingga pada tahun
1892 beliu hijrah ke Mekkah demi menjalankan kewajibanya yakni menimba
ilmu,benar-benar luar biasa. Sepulangnya dari negeri orang,ia bahkan tak
henti-hentinya mengabdikan diri kepada beberapa ulama nusantara diantaranya
Syaikh Nawawi Al-Bantani.
Tak sia-sia ia sitakan waktunya untuk berburu
ilmu,pada tahun 1899 beliau mendirikan pesantren Tebu Ireng di tanah
kelahiranya,Jombang. Pesantren yang menjadi pesantren terpenting dan terbesar
pada abad 20. Tokoh yang senang pencak silat ini juga seorang yang tak luput
dari berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama. Kealiman K.H.Hasyim Asy’ari juga
sampai ke telinga sang proklamator,Ir.Soekarno beliau bertanya kepada Hadratus
Syeikh tentang bagaimana hukumnya dalam agama islam membela tanah air dari
ancaman penjajah,K.H.Hasyim Asy’ari tidak langsung menjawab melainkan meminta
masukan kepada para kiai terlebih dahulu,dan pada tangga 21-22 oktober 1945
beliau mengumpulkan wakil-wakil dari cabang NU di sluruh Jawa dan Madura.Dalam
pertemuan yang berlangsung Di Surabaya tersebut,diputuskan bahwa perang melawan
penjajah merupakan jihad,dan lahirlah Resolusi Jihad yang menegaskan bagi umat
islam khususnya NU,untuk mengangkat senjata melawan penjajah belanda yang
hendak menjajah Indonesia kembali,yang mana resolusi jihad tersebut menarik
simpati seorang Bung Tomo untuk menjadikan resolusi jihad sebagai intisari
bahan pidato yang berhasil mengobarkan semangat arek surabaya menggempur
inggris di medan perang pada tanggal 10 November 1945 yang kita kenal dengan
hari pahlawan,dan taukah anda? konon perang tersebut adalah perang terbesar
sepanjang sejarah nusantara. Beliau bahkan menolak dengan tegas saat beliau
dipaksa oleh tentara nippon untuk melaksanakan seikere walaupun akibat
penolakan tersebut nyawa beliau terancam. Beliau wafat dengan begitu damai,pada
tanggal 7 september 1947 di kediaman beliau. Karya-karyanya antara lain Risalah
Ahlussunah Wal Jamaah:Fi Haditsil Mawta Wa Asyarathis-sa’ah wa baya
Mafhumis-Sunnah Wl Bid’ah dan Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid
Al-Mursaliin.
Tegas,Tekun,Berwibawa,serta memiliki jiwa
Patriotisme,Nasionalisme,yang dibalut kental oleh karakter yang
religius,mencetak insan yang “pinter tur bener”. Karakterseorang pahlawan yang
layak menjadi cerminan anak bangsa,karakter yang di butuhkan negeri pertiwi di
masa kini dan mendatang.Inspirasi untuk saya,umat islam,pelajar ,dan segenap
bangsa merah putih,Indonesia.