Artikel Finalis #6 : Sang Hadratusy Syeikh -->
close
18 October 2014, 10/18/2014 03:05:00 AM WIB
Terbaru 2014-10-17T20:05:27Z
Artikelevent

Artikel Finalis #6 : Sang Hadratusy Syeikh

Advertisement

Oleh : Ida Kholifatur Rohmah 
(fuadiyah.anis@yahoo.co.id) 

Nasionalisme,Patriotisme,Religius begitu lekat pada jiwanya,seakan berakar kuat bak pohon yang tlah bercakar satu abad lamanya.Nama beliau adalah K.H.HASYIM ASY’ARI,lahir 10 April 1875 di Desa Gedang,Kecamatan Diwek,Kabupaten Jombang,Jawa Timur.Beliau juga di juluki “Hadratus Syeikh” yang berati maha guru,yang memeang terbukti menjadi guru bagi santrinya,dan semua orang yang secara langsung maupun tidak langsung mengerti akan kearifan beliau.Beliau adalah sosok yang tak kenal lelah dalam mencari ilmu,mulai dari mengaji dengan kakeknya,menjelajah pesantren-pesaantren lokal,hingga pada tahun 1892 beliu hijrah ke Mekkah demi menjalankan kewajibanya yakni menimba ilmu,benar-benar luar biasa. Sepulangnya dari negeri orang,ia bahkan tak henti-hentinya mengabdikan diri kepada beberapa ulama nusantara diantaranya Syaikh Nawawi Al-Bantani.

Tak sia-sia ia sitakan waktunya untuk berburu ilmu,pada tahun 1899 beliau mendirikan pesantren Tebu Ireng di tanah kelahiranya,Jombang. Pesantren yang menjadi pesantren terpenting dan terbesar pada abad 20. Tokoh yang senang pencak silat ini juga seorang yang tak luput dari berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama. Kealiman K.H.Hasyim Asy’ari juga sampai ke telinga sang proklamator,Ir.Soekarno beliau bertanya kepada Hadratus Syeikh tentang bagaimana hukumnya dalam agama islam membela tanah air dari ancaman penjajah,K.H.Hasyim Asy’ari tidak langsung menjawab melainkan meminta masukan kepada para kiai terlebih dahulu,dan pada tangga 21-22 oktober 1945 beliau mengumpulkan wakil-wakil dari cabang NU di sluruh Jawa dan Madura.Dalam pertemuan yang berlangsung Di Surabaya tersebut,diputuskan bahwa perang melawan penjajah merupakan jihad,dan lahirlah Resolusi Jihad yang menegaskan bagi umat islam khususnya NU,untuk mengangkat senjata melawan penjajah belanda yang hendak menjajah Indonesia kembali,yang mana resolusi jihad tersebut menarik simpati seorang Bung Tomo untuk menjadikan resolusi jihad sebagai intisari bahan pidato yang berhasil mengobarkan semangat arek surabaya menggempur inggris di medan perang pada tanggal 10 November 1945 yang kita kenal dengan hari pahlawan,dan taukah anda? konon perang tersebut adalah perang terbesar sepanjang sejarah nusantara. Beliau bahkan menolak dengan tegas saat beliau dipaksa oleh tentara nippon untuk melaksanakan seikere walaupun akibat penolakan tersebut nyawa beliau terancam. Beliau wafat dengan begitu damai,pada tanggal 7 september 1947 di kediaman beliau. Karya-karyanya antara lain Risalah Ahlussunah Wal Jamaah:Fi Haditsil Mawta Wa Asyarathis-sa’ah wa baya Mafhumis-Sunnah Wl Bid’ah dan Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid Al-Mursaliin.


Tegas,Tekun,Berwibawa,serta memiliki jiwa Patriotisme,Nasionalisme,yang dibalut kental oleh karakter yang religius,mencetak insan yang “pinter tur bener”. Karakterseorang pahlawan yang layak menjadi cerminan anak bangsa,karakter yang di butuhkan negeri pertiwi di masa kini dan mendatang.Inspirasi untuk saya,umat islam,pelajar ,dan segenap bangsa merah putih,Indonesia.

Ads