Artikel Finalis #12 : Inspirasi Untuk Sebuah Realisasi -->
close
20 October 2014, 10/20/2014 12:56:00 AM WIB
Terbaru 2014-10-19T17:56:41Z
Artikelevent

Artikel Finalis #12 : Inspirasi Untuk Sebuah Realisasi

Advertisement

Oleh : Yonathan Adolf Valentino Vysma 
(jonas_vjsma@yahoo.co.id) 

Saat ini adalah masa dimana teknologi sudah semakin berkembang. Apalagi dengan adaya internet yang mudah di akses, banyak orang berbagi ilmu & wawasan, menawarkan jasa serta kita juga mudah mencari sesuatu yang kita butuhkan melalui internet. Bersyukurnya adalah, di zaman yang semakin padat, penat dan ketat ini internet dapat ikut berperan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kenikmatan dan hal yang serba mudah sekarang tentu tak lepas dari sejarah bangsa ini. “JAS MERAH”, adalah kalimat yang sepertinya tidak asing lagi bagi kita. Soekarno ingin kita untuk tidak lupa pada sejarah. Ratusan tahun negeri ini merasakan penderitaan. Bila bisa menafsirkan, mungkin orang-orang yang hidup pada zaman tersebut menginginkan kehidupan yang sejahtera seperti sekarang. Tentu saja Tuhan pasti punya maksud dan rencana tertentu bagi kita sekarang mengapa kita mesti bersyukur dan tidak menggunakan waktu hanya untuk bersantai.

Banyak kalimat mutiara dan kisah-kisah pejuang yang menginspirasi dan memupuk rasa nasionalis kita. Namun tak jarang fase tersebut hanya terjadi begitu saja tanpa ada tindak lanjut untuk meneruskan semangat kebangsaan. Bila kita cermati sekilas mengapa Indonesia menjadi kesenangan untuk dijajah, itu karena mereka melihat ada banyak potensi negeri ini untuk menjadi besar di setiap bidangnya. Sederhana saja, misalnya kekayaan alam negeri ini. Bukan hal yang mudah untuk bangsa asing hanya sekedar mengagumi kekayaan nusantara,namun hasrat itu membuat mereka ingin memiliki dan menguasai. Bermula dari rempah-rempah yang tidak mereka miliki hingga SDM (sumber daya manusia) yang mereka ingin kuasai. Segi positifnya adalah, saat ini kita sudah mengalami peningkatan untuk cepat belajar. Ketika mereka (bangsa asing/penjajah) tertarik dengan nusantara ini, itu berarti saat ini dan masa mendatang masih ada peluang untuk membuat dunia tertarik dan segan pada Indonesia.

Indonesia sudah merdeka puluhan tahun lamanya. Dimana banyak pejuang dan tokoh-tokoh yang saat ini disebut sebagai ‘pahlawan’ dari masa penjajahan VOC hingga saat ini diri kita sendiri yang menjajah tanah air. Sangat banyak kemajuan dan perubahan setelah kita merdeka, masuk orde baru hingga mengalami masa reformasi. Namun tidak sedikit juga orang yang berkata negeri ini masih sama saja, tidak mengalami pertumbuhan dan kemajuan. Setiap nilai dan pandangan yang terlontar tergantung darimana seseorang tersebut melihatnya. Namun, akan jauh lebih penting bila kita memikirkan dan mulai ‘bertindak’ dari hal-hal kecil, tidak hanya mengumpat dan mencemooh. Bersyukur bilamana kita saat ini hidup tidak pada masa penjajahan yang harus hidup dengan kesengsaraan dan ketidaksejahteraan. Dimana saat ini kita hanya perlu mengerjakan yang seharusnya dikerjakan.

Belajar dari Ir. Soekarno, Bapak Proklamator Indonesia. Dari kegigihan pantang menyerahnya untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini, kita warga negara Indonesia yang berbahagia hidup di era reformasi harus terus mempertahankan identitas bangsa dimata dunia. Meskipun banyak orang-orang di pemerintahan yang tersandung kasus korupsi, bukan menjadi alasan untuk kita bermalas-malasan enggan ikut menyongsong berlangsungnya negeri ini.

Selain itu juga ada R.A Kartini yang perannya besar bagi negeri ini. Sederhana saja yang Kartini lakukan, namun dampaknya kita bisa melihat dan menilainya. Apa yang banyak orang lupakan saat itu, Kartini mampu merintisnya. Dimana peran wanita adalah sangat penting bagi negeri ini. Sebenarnya kita cukup mulai dari hal-hal kecil dan membuat suatu gebrakan mengenai apa yang pemerintah lupakan. Bukan berarti pula pemerintah tak banyak berperan dalam berlangsungnya pembangunan bangsa. Perlu adanya kesadaran dan kalimat “mari lakukan sesuatu untuk Indonesia” yang mesti kita pupuk.

Menilik banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia dan masih besarnya angka kemiskinan, diharapkan kesadaran diri kita sebagai warga negara yang besar untuk mau bangkit dari keterpurukan ini. Dan mari membuka mata bahwa sebenarnya Indonesia juga memiliki presstasi dan budaya yang bisa kita banggakan. Prestasi dari bidang pendidikan saja sudah banyak anak didik Indonesia yang mampu bersinar di kancah internasional. Apalagi budaya-budaya dari Indonesia yang beragam, sudah mampu membuat Indonesia menjadi daya tarik dunia untuk mereka belajar lebih banyak mengenai budaya di tanah air. Misalnya saja gamelan atau karawitan, meski tak banyak disukai oleh generasi muda namun mampu memikat dunia untuk menekuni budaya tersebut. Bila dibandingkan dengan musik modern yang sudah banyak saingan dan peminat, karawitan sebenarnya adalah peluang besar untuk memperkuat identitas bangsa.

Banyak orang sebenarnya tak tahu harus memulai darimana dan bisa berbuat apa untuk mendukung kemajuan Indonesia. Banyak kisah inspiratif yang bisa kita baca, kita contoh dan kita teladani. Mari, sudah saatnya kita semua berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Karena apa yang banyak pahlawan perbuat sebelum tahun 1945 sudah lebih dari cukup menjadi motivasi bagi kita. Dimana kita tidak perlu lagi sampai mengorbankan nyawa, keluarga dan banyak hal lainnya. Apa yang pahlawan Indonesia saat itu lakukan adalah memperjuangkan kenikmatan & kesejahteraan bagi generasi selanjutnya dimasa ini. Dan biarlah apa yang kita kerjakan saait ini bisa menjadikan Indonesia di generasi mendatang untuk lebih sejahtera dan boleh bangkit dari keterpurukan mengenai kemiskinan negeri ini dan penyakit korupsi yang sudah akut untuk menjadi negara yang bermartabat, lepas dari belenggu asing dan disegani dunia.

Ada hal yang membuat mendung dari cita-cita negeri ini. Yakni masih banyaknya orang-orang yang malah menginginkan runtuhnya NKRI, belenggu asing yang masih mencengkeram Indonesia, korupsi yang sepertinya tidak lagi menjadi sesuatu untuk ditakuti dan rentannya perpecahan persatuan Indonesia dari setiap konflik yang silih berganti hadir. Kehidupan memang tak lepas dari apa yang namanya ujian dan cobaan. Disinilah diharapkan dari generasi sekarang untuk menjadi kritis, ikut berpartisipasi pada kepentingan negara, dan memegang teguh Pancasila. Dengan demikian diharapkan untuk adanya rasa syukur dan bangga pada generasi seratus tahun mendatang terhadap generasi sekarang, adanya penyambung rasa nasionalis untuk mempertahankan identitas bangsa.

Seperti ada tertulis, “Mari kita dilahirkan tidak hanya untuk ada; namun untuk dikenang dan menjadi sejarah.” Persoalan yang bagaimana yang ingin kita tuntaskan di Indonesia saat ini, dapat kita contoh dari kisah perjuangan pahlawan kita, kemudian kita terapkan demi negara dan bangsa yang memberi kita kesempatan untuk bisa berperan. Ingat, dunia sedang mencermati negeri ini.

Ads