Advertisement
Sumber : Google |
Oleh : Ahmad Musta'id
(ahmadmustaid@gmail.com)
Dukungan Mayoritas?
Dalam demokrasi, siapapun berhak untuk masuk dalam dunia politik, termasuk kaum selebritis, asal memenuhi syarat dan mendapat dukungan suara mayoritas dalam pemilihan. Entah apa persepsi rakyat dalam mencoblos tak jadi persoalan, popularitas, ngefans, tampan, cantik, cerdas, baik, atau dekat dengan rakyat, karena itu hak setiap warga. Tapi masalahnya, ketika suara mayoritas itu ternyata terkecoh dengan tampilan luar, ini akan menjadi bumerang, dan kekecewaan adalah pil pahit yang akan ditelan. Tapi ini adalah tantangan demokrasi.Meski banyak para selebritis yang berhasil masuk dalam panggung politik, entah karena alasan popularitas atau memang punya kapasitas. Akan tetapi, ternyata tidak semuanya para artis itu mampu meraup suara dari masyarakat, Saipul Jamil dan Dery Drajat misalnya. Tidak selamanya, popularitas sebanding lurus dengan perolehan suara. Akan tetapi, perlu juga adanya sebuah jaringan sosial yang mampu menjembatani mereka dengan masyarakat.
Dalam sistem demokrasi seperti saat ini, perlu penilaian yang jeli dalam menentukan pemimpin dan wakil rakyat. Kalau perlu tidak hanya dengan satu mata, apalagi alasan tak mendasar seperti terkenal. Profil tokoh pemimpin, transparansi pribadi, tekad memajukan bangsa dan visi serta misi yang diemban. Dengan begitu diharapkan akan menciptakan pemimpin yang benar-benar memimpin, bukan sekadar popular nama, namun juga popular dengan integritas dan kebijakannya.
Rakam jejak para selebritis yang berhasil “manggung” dalam politik dinilai tidak memiliki sumbangsih yang besar bagi kepentingan rakyat. Namun mereka justru tenggelam dalam pusaran politik transaksional yang digawangi petinggi parpolnya. Ada juga yang hanya datang dan duduk saja, tidak beradu argumen yang memang pekerjaannya di kursi dewan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang berani berunjuk gigi, Marissa Haque misalnya, dia berhasil menyeret nama Menteri Agama ke penjara atas kasus korupsi. Selain itu, dia pun memperjuangkan ideologi untuk menjujurkan keadilan dan membingkai politik dengan hukum.
Artikel ini adalah tulisan pembaca, anda juga bisa mengirimkan tulisan/artikel/karya sastra yang berhubungan dengan seni ke situs ini, lewat sini >> KIRIM TULISAN