Advertisement
Pojokseni.com - Awalnya, kami cukup tercekat ketika mendengar kabar adanya kelompok Punk Muslim ini. Sayangnya, lokasi mereka jauh dari basecamp kami, yakni di Jalan Swadaya, Pulogadung, Jakarta Timur (base camp Teater Petass di Provinsi Bengkulu, loh!) sehingga kami hanya dimakan rasa penasaran dengan tampilan anak-anak Punk Muslim ini. Bagaimana rombongan remaja kreatif ini bisa memadukan punk yang bebas dengan ideologi Islam?
Ternyata, Punk Muslim ini sama dengan komunitas punk lainnya di seluruh dunia. Paradigma mereka tetap sama, mendobrak kebiasaan di masyarakat, anti mainstream dan memiliki ciri dandanan yang khas ; celana jeans, aksesoris, rambut mohawk dan kaos hitam.
Apa yang berbeda? Mereka mengangkat ideologi Islam. Jadi jangan heran, bahwa mereka mengaji, shalat dan memilih Al Quran dan Hadits sebagai landasan mereka. Mereka juga memilih untuk merangkul streetpunk lainnya untuk bergabung,
Salah seorang "penghuni" (di Punk Muslim, mereka lebih memilih disebut penghuni, ketimbang anggota), Lutfi (27) pernah diwawancarai oleh salah satu media online dan menyatakan, hal yang berlawanan dengan ajaran agama Islam akan mereka tinggalkan. Tetapi, untuk dandanan dan karakteristik anak punk, mereka tidak tinggalkan.
Selain itu, mereka juga punya band yakni band punk Muslim. Lagu-lagunya masih beraliran khas punk, namun dijadikan media untuk berdakwah.
Ini membuktikan, bahwa seni dan agama, bila "dikawinkan" akan menghasilkan sebuah terobosan yang baru, bukan?
Sumber : http://www.fimadani.com/punk-muslim-komunitas-anak-jalanan-yang-berideologi-islam/
Ada banyak tanggapan dari orang lain, baik kritikan maupun dukungan untuk punk muslim ini. Kalau menurut anda?
Bila ingin mengutip sebagian atau keseluruhan dari artikel di situs ini, harap menyertakan sumber : www.teaterpetass.com
Jangan lupa dapatkan novel terbaru Adhyra Irianto : "Pencuri Hati" di Gramedia kota anda
Baca infonya disini >> Novel Pencuri Hati, Adhyra Irianto