Advertisement
Album Metalisasi Puisi
Rencana awal, dalam waktu dekat Teater Petass akan mengaransemen puisi menjadi sebuah bentuk musikal kembali dengan genre metal. Seperti yang dibahas sebelumnya di metalisasi puisi 1, Teater Petass sudah menasbihkan metal menjadi citra bentuk pertunjukan musikal. Dalam perencanaan awal, 5 puisi antara lain "Sop", "Perjalanan Kubur" dan "Tanah Air Mata" karya Sutardji Calzoum Bachri, "Nyanyian Negeri Jajahan" karya Hamid Jabbar dan teranyar "Malam Sabtu" karya Taufik Ismail.
1. Sop : Puisi yang satu ini menggambarkan rasa tertekannya sang penyair. Dari premise ini, Teater Petass menggubah sebuah lagu dengan metal yang berakar dari Psydelic. Rasa tertekan tersebut digambarkan dengan musik mendayu, gitar akustik dibalut alunan nada dari saron dan perkusi. Tidak lupa, balutan distorsi khas metal juga akan mewarnai musik metalisasi puisi ini. Menjelang akhir lagu, instrument musik mengandalkan riff distorsi dengan beat cepat akan hadir sepanjang hampir 1 menit. Penutup lagu dengan permaianan harmoni vokal.
2. Perjalanan Kubur : Lagu ini juga berasal dari premise puisi : kesedihan. Alina (tokoh utama dalam puisi Perjalanan kubur) akan sangat disesalkan kepergiannya dalam lagu ini. Diawali dengan bunyi gamelan memcah kesunyian kemudian aura etno gothic metal siap "menyerang" telinga pendengar. Sama seperti Sop, dalam lagu kedua kembali dihadirkan instrument perpaduan metal dan musik daerah sekitar hampir 2 menit. Metalisasi puisi ini diakhiri dengan solo gitar yang semakin fade out dipenghujung lagu.
3. Tanah Air Mata : Berakar dari premise puisi yang ditafsirkan sebagai "rasa nasionalis yang menyedihkan" lagu ini bertempo lebih cepat dari dua lagu sebelumnya. Dimulai dengan gemuruh tetabuhan, seperti genderang penanda perang, nada gitar yang simpel menghuni urutan selanjutnya. Perbedaannya, tidak ditemukan solo gitar, permainan instrument yang panjang dalam lagu puisi ini.
4. Nyanyian Negeri Jajahan : sepotong lagu dari Steve Vai "Whispering a Prayer" menjadi pembuka metalisasi puisi satu ini. Penderitaan dalam puisi ini disenandungkan kembali dengan suara wanita yang mendayu. Tidak ada instrument panjang, namun bebrapa bagian puisi akan dibacakan dipertengahan lagu.
5. Malam Sabtu : Bentuk metalisasi puisi yang satu ini sedikit lebih "stress" dari pada 4 lagu yang lain. Dengan tempo cepat serta distorsi gitar yang menghentak, vokal justru lambat meniru penyinden. Intinya, lagu ini dinyanyikan dengan konsep serang sinden untuk menggambarkan bencana yang diceritakan pada puisi ini.
Demikian review 5 lagu yang akan diproduksi oleh Teater Petass.
Pembuatan karya ini, semata-mata untuk dijadikan contoh bagi grup lain yang ingin membuat karya metalisasi puisi serupa/dibawakan ulang. Lagu-lagu ini dapat didownload secara gratis dalam waktu dekat. Informasi lebih lanjutnya www.teaterpetass.com.