Advertisement
Yang Terpuji
puji jeli kau tersenyum, sampah! merayap gigit-gigit merayap gigit, jalang penakut burung! kau adalah sayat sayat dalam tak bergores, tak berluka, tak ber ah, tak menjerit, tak pecah, tak tak tak akankah kau tak beri sepisau miris, sepotong sunyi dibalik asap cerobong lampu minyak bersenandung halus getar getir pening dikening berpusing-pusing mata dinyata dibasah dibasuh dibyur, dibyur puji jeli kau tersenyum, sampah! busuk menusuk tusuk menusuk tusuk menusuk tusuk kau kecup luka dengan bibir pecah belah, biar kau balaskah kau bilaskah, hahaha, monyet! kucoba berlari ku terengah, ku tertatih, tertakik, terbuang, terkuncup, terlayu kau tersenyum lagi! tahan tarik kau tahan tarik bagai tambang terikat kau tambang yang paling tambang, tanda tanya menghantam belakang kepala, kau sunyi yang paling diam, yang bisu yang paling bisu, yang pekak yang paling pekak, kaulah puji yang paling layak tak dipuji. puja puji puja puji, kau haus, kau haus, lapar kau lapar kau perut, kau perut tak berusus yang paling perut, kau mulut yang paling mulut tak berahang, tak bergigi, tak bertulang tak bertuan dimana kau, saat puji kami reda? dimana puji kami saat kau tak lagi butuh puji, kau berhutang puja, kau berhutang puji, kau berhutang panji, kau berhutang janji, kau berhutang nyawa, kau berhutang darah, kau berhutang kambing, kau berhutang yang paling hutang kau berhutang kutang, kau berhutang nanah, kau berhutang tai, kau berhutang pesta, dimana kau sembunyikan wajahmu, saat kutagih hutang-hutang yang paling hutangmu? kami senin pulang dengan gembira, selasa pulang dengan gembira, rabu pulang dengan gembira, kamis pulang membayangkan gembira, kau tahu arti gembira, kau tahu saat gembira, saat mata berbinar bukan nanar, saat senyum tersungging bukan teriris, kau tahu jumat, kami jumat pulang dengan sejumlah asa, sabtu pulang dengan nelangsah, minggu pulang dengan gelisah, yah gelisah, kau puji yang memberi arti gelisah monyet yang tak makan sampah, tapi puji hirup keringat, kau tarik, kau tak bisa bicara saat bicara, kau bisu kau bisu yang paling bisu. mau kah kau ke jahanam denganku, yang terpuji?
2011
puji jeli kau tersenyum, sampah! merayap gigit-gigit merayap gigit, jalang penakut burung! kau adalah sayat sayat dalam tak bergores, tak berluka, tak ber ah, tak menjerit, tak pecah, tak tak tak akankah kau tak beri sepisau miris, sepotong sunyi dibalik asap cerobong lampu minyak bersenandung halus getar getir pening dikening berpusing-pusing mata dinyata dibasah dibasuh dibyur, dibyur puji jeli kau tersenyum, sampah! busuk menusuk tusuk menusuk tusuk menusuk tusuk kau kecup luka dengan bibir pecah belah, biar kau balaskah kau bilaskah, hahaha, monyet! kucoba berlari ku terengah, ku tertatih, tertakik, terbuang, terkuncup, terlayu kau tersenyum lagi! tahan tarik kau tahan tarik bagai tambang terikat kau tambang yang paling tambang, tanda tanya menghantam belakang kepala, kau sunyi yang paling diam, yang bisu yang paling bisu, yang pekak yang paling pekak, kaulah puji yang paling layak tak dipuji. puja puji puja puji, kau haus, kau haus, lapar kau lapar kau perut, kau perut tak berusus yang paling perut, kau mulut yang paling mulut tak berahang, tak bergigi, tak bertulang tak bertuan dimana kau, saat puji kami reda? dimana puji kami saat kau tak lagi butuh puji, kau berhutang puja, kau berhutang puji, kau berhutang panji, kau berhutang janji, kau berhutang nyawa, kau berhutang darah, kau berhutang kambing, kau berhutang yang paling hutang kau berhutang kutang, kau berhutang nanah, kau berhutang tai, kau berhutang pesta, dimana kau sembunyikan wajahmu, saat kutagih hutang-hutang yang paling hutangmu? kami senin pulang dengan gembira, selasa pulang dengan gembira, rabu pulang dengan gembira, kamis pulang membayangkan gembira, kau tahu arti gembira, kau tahu saat gembira, saat mata berbinar bukan nanar, saat senyum tersungging bukan teriris, kau tahu jumat, kami jumat pulang dengan sejumlah asa, sabtu pulang dengan nelangsah, minggu pulang dengan gelisah, yah gelisah, kau puji yang memberi arti gelisah monyet yang tak makan sampah, tapi puji hirup keringat, kau tarik, kau tak bisa bicara saat bicara, kau bisu kau bisu yang paling bisu. mau kah kau ke jahanam denganku, yang terpuji?
2011