Advertisement
Jam
Dia mengalir tak tentu arah meraba geli mendelik dia bengis tak mau menungguku mengikat tali sepatu dalam lari, yah, dia berlari dia tak merangkak dia tak berjalan, dia berlari dia terus meninggalkanku tanpa sadarku dua puluh dua tahun berlalu, tanpa terasa panjang akal panjang rambut panjang jembut panjang bulu panjang tangan panjang memanjang searah kapankah kau tak berdetak sayangku yang tak mau menunggu Dia tak lelah menjadi saksi carut dia jadi saksi marut dia tak membuat, dia berdaya yang tak berkuasa dia beri penat dalam paham dalam akal dalam fikir yang tak berujung tak berpangkal dia tak tahu aku lelah mengejarnya dia beri hitam putih tak hitam tak putih tak abu-abu dinding dan pagar putih tapi tak bersinar tak bercahaya, dalam bosan aku menanti kau berhenti berlari dalam detak tak tak tak dalam detik tik tik tik, kapankah kau berhenti memberi lari sayangku yang tak mau menunggu
Apa kau? Tidak punya tidur !
Waktu untuk monogamy, hitam putih, setiap hari, setiap detik?
2011
Dia mengalir tak tentu arah meraba geli mendelik dia bengis tak mau menungguku mengikat tali sepatu dalam lari, yah, dia berlari dia tak merangkak dia tak berjalan, dia berlari dia terus meninggalkanku tanpa sadarku dua puluh dua tahun berlalu, tanpa terasa panjang akal panjang rambut panjang jembut panjang bulu panjang tangan panjang memanjang searah kapankah kau tak berdetak sayangku yang tak mau menunggu Dia tak lelah menjadi saksi carut dia jadi saksi marut dia tak membuat, dia berdaya yang tak berkuasa dia beri penat dalam paham dalam akal dalam fikir yang tak berujung tak berpangkal dia tak tahu aku lelah mengejarnya dia beri hitam putih tak hitam tak putih tak abu-abu dinding dan pagar putih tapi tak bersinar tak bercahaya, dalam bosan aku menanti kau berhenti berlari dalam detak tak tak tak dalam detik tik tik tik, kapankah kau berhenti memberi lari sayangku yang tak mau menunggu
Apa kau? Tidak punya tidur !
Waktu untuk monogamy, hitam putih, setiap hari, setiap detik?
2011