Advertisement
pojokseni.com - Pernah menonton film tentang agen rahasia? Pasti pernah! Setidaknya kisah si flamboyan dan playboy James Bond, si 007. Jangan pula lupakan aksi aktor tampan Tom Cruise dalam film Mission Impossible. Atau film-film lain yang berkisah tentang agen rahasia yang bertugas dipenuhi alat canggih dan modern. Kalau anda memang hobby film tentang mata-mata atau agent rahasia, maka jangan terkejut ketika menyaksikan film Spy 2015. Film yang dibintangi oleh Melisa McCharty dan Jason Statham ini mengisahkan tentang perjuangan seorang mata-mata perempuan berbadan gendut tapi berkemampuan tinggi, juga punya rekam akademik yang bagus. Ingat, seorang perempuan dan berbadan gendut yang menjadi agen rahasia. Bukan laki-laki dengan badan atletis!
Awalnya, Susan ini bertugas didalam kantor CIA, yang -entah mengapa- dipenuhi kelelawar dan tikus. Ia bertugas untuk mengawal dan memberi arahan lewat selular yang diarahkan ke earphone kecil ditelinga seorang agen lapangan bernama Fine. Saat bertugas masuk kedalam sarang seorang gadis cantik (yang ternyata musuh besarnya) bernama Rayna Boyanov, Fine tertangkap dan dibunuh. Karena sudah menyimpan rasa cinta yang lama, Susan Cooper berhasrat untuk membalas sakit hatinya pada gadis tersebut.
Meski sangat tidak menyukai kucing, Agen Susan 'dipaksa' untuk menyamar menjadi Ibu pecinta kucing |
Seperti film Agen rahasia pada umumnya, Film Spy 2015 juga menampilkan adegan perkelahian, tembak-tembakan, kebut-kebutan tapi akan membuat terpingkal. Apalagi, tidak seperti rekan-rekannya dilapangan, Susan hanya diberi senjata ala kadar, seperti obat anti racun yang diberi label obat sembelit, tisue untuk buang air besar yang bisa digunakan untuk memukul, teropong tempat gelap, jam tangan bergambar bintang film dan terakhir peluit anti perkosa, yang bisa menembakkan jarum beracun bila dihembus. Ketidak adilan juga dirasakan agen Susan ketika turun ke lapangan. Bila sebelumnya anda sering melihat agen memasuki hotel berbintang atau gedung mewah, maka Agen Susan diberikan hotel 'horor' banyak tikus dan murah dipinggir kota Paris.
Adegan kebut-kebutan berujung tembak-tembakan |
Ketika tertangkap basah karena terbuka penyamaran oleh Rayna, agen Susan malah mengaku sebagai utusan almarhum ayah Rayna untuk menjaganya. Hebatnya, berkat kemampuan 'improvisasi' Rayna malah percaya dan membawa Susan untuk menjaganya. Fine ternyata masih hidup, dan memalsukan kematiannya dengan alasan bisa mengikuti Rayna. Karena Fine, Susan akhirnya ditangkap dan dikurung dalam penjara bersama seorang agen berakting gila asal Roma. Akhir cerita sudah hampir bisa tertebak, yakni misi berjalan sukses 100 persen. Transaksi digagalkan, bom yang rencananya akan diledakkan di New York juga bisa diamankan. Susan berhasil membunuh De Luca, yang entah mengapa diakhir cerita mengkhianati Rayna.
Namun, Spy 2015 membuktikan pepatah lama 'Jangan Nilai Buku Dari Sampul'. Bagaimana mungkin seorang agen rahasia dengan badan bongsor, mampu melakukan tugas lapangan, seperti mengikuti, melacak, menembak, kebut-kebutan hingga berkelahi? Tapi, Susan mampu melakukannya. Secara umum, film ini memang film komedi. Namun, ada beberapa adegan yang memaksa Susan harus bertindak 'melampaui' dirinya. Tentu, ini bisa jadi lecutan semangat, bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan oleh manusia. Seorang perempuan, dengan bobot badan berlebih, alat ala kadar, dan dana yang minim juga punya hak untuk melakukan pekerjaan apapun. Walaupun, biasanya dilakukan oleh laki-laki dengan stelan jas dan dibantu puluhan alat modern mematikan. (@pojokseni)